(Ust Yusuf Mansur) Murajaah lebih utama dari pada menghafal. Tips ini sangat penting
diperhatikan. Kadang, kita lebih banyak berusaha menambah hafalan baru
sementara hafalan lama terbiarkan begitu saja. Muraja’ah (upaya
mengulang-ulang hafalan) sebaiknya dilakukan dengan bantuan teman
seprofesi, artinya kita sama-sama murajaah dengan teman yang berniat
juga untuk menghafal Qur’an. Dengan bantuan kaset rekorder dan atau
audio dijital berformat MP3 pun sangat banyak diminati oleh para
calon-calon penghafal Qur’an. Mengulang-ulang hafalan harus dijadikan
rutinitas yang utama ketimbang menambah hafalan baru.
Jangan bergerak! Ya, jangan bergerak menuju hafalan baru bila hafalan
lama atau hafalan yang baru saja dihafal belum benar-benar mantap di
dalam memori kita. Beberapa orang hafidzh Qur’an yang pernah penulis
temui mengatakan, usahakan menghafal ayat ibarat menghafal Al fatihah,
seperti lancarnya kita membaca Al fatihah. Teksnya tidak lupa meskipun
kita tidak terlalu konsentrasi untuk mengucapkannya. Gampang-gampang
susah kan?
Raih kondisi yang OK. Perhatikan waktu-waktu yang baik untuk menghafal.
Biasanya, banyak para penghafal Qur’an mengkhususkan waktu-waktu
tertentu untuk menghafal dan mengkhususkan waktu yang lain untuk sekedar
mengulang hafalannya. Tetap istiqomah dengan waktu tersebut, insya
Allah bisa! Selain itu, mood juga sangat berpengaruh. Ketika waktu
menghafal Qur’an bertepatan pada saat mood belum baik/mendukung, maka
tangguhkan dulu. Sebab mood, kata para pakar kejiwaan, berhubungan
dengan suasana pikiran (ingatan). Ketika sedang mood sedih, kita
cenderung mengingat dan merekam hal-hal yang berhubungan dengan
kesedihan, begitu juga sebaliknya. Untuk itu perhatikanlah mood pada
saat menghafal Qur’an. Jika moodnya tidak mendukung, jangan bergerak,
diam sejenak sampai mood untuk menghafal hadir kembali..
Milikilah bekal teoritis. Di sini penulis menganjurkan kepada para
sahabat yang berkeinginan atau berminat menghafal Qur’an, menghafal ala
kadarnya, separuh atau seluruhnya. Perlunya kita memiliki bekal teoritis
tentang Al Qur’an. Yang dimaksudkan di sini adalah ilmu-ilmu tentang
Qur’an (‘ulumul qur’an), dasar-dasar memahami tafsir Qur’an, asbabun
nuzul juga penting. Mengapa perlu? Sebab hal ini sangat dibutuhkan dalam
mempertahankan semangat, mood, serta mempermudah untuk menghafal Al
Qur’an.
Keterampilan Bahasa Qur’an. Bahasa Qur’an berbeda dengan bahasa Arab.
Walaupun demikian, ketika kita ingn memahami bahasa Qur’an terlebih
dahulu kita harus memahami bahasa arab, minimal beberapa kaidah yang
digunakan sebagai modal untuk menghafal Qur’an. Salah satu kajian dalam
bahasa arab adalah ilmu nahwu dan sharaf. Dengan memahami ilmu nahwu dan
sharaf ini, insya Allah menghafal Qur’an lebih mudah… Setelah penulis
coba, sekali saja, sedikit, eh... ternyata dahsyat! Muraja’ahnya nyaman
dengan bekal si nahwu dan sharaf...
Terjemah secara lafzhiyah sangat membantu. Inilah yang dirasakan penulis
ketika dulu pernah mencoba-coba menghafal Qur’an. (Memang, sekarang
semangat menghafal ana sudah kendor, wallahu a’lam). Disarankan,
belajarlah tentang cara-cara menerjemahkan Al Qur’an secara lafzhiyah
untuk membantu menghafal (saja!!!). Keterampilan menerjemah secara
lafzhiyah tidak boleh digunakan dalam memahami atau menggali kandungan
Al Qur’an secara sembaran. Mengapa? Aduh… penulis kurang tahu ya...,
tanya ‘Ulama donk… Bagi penulis, keterampilan menerjemah sangat membantu
untuk mempermudah menghafal, mempermudah. TITIK.
Irama itu penting sobat! Milikilah irama. Itulah cara beberapa orang
untuk mengingat ayat-ayat tertentu atau seluruhnya. Irama yang digunakan
untuk menghafal Qur’an sebaiknya spesifik. Seharusnya iramanya juga
spesifik untuk setiap orang, untuk setiap surah, bahkan kalau
memungkinkan untuk setiap bagian hafalan dari surah tertentu… Hal ini
sangat membantu di dalam mengingat hafalan. Makanya tak sedikit para
hufadzh memiliki irama khas. Memiliki irama, sebenarnya mudah. Boleh
menggunakan irama khas pribadi, boleh juga mengikuti irama murattal dari
syaikh timur tengah, atau siapa aja deh... Asal jangan irama rock
dangdut. (Afwan, bercanda). Cukup dengan sering mendengarkan irama
murattal, insya Allah, kita lebih muda meniru iramanya.
Ust Yusuf Mansur
You Are Here : Home »
Pendidikan
»
Tehnik Asyik Menghafal Al Qur'an
Tehnik Asyik Menghafal Al Qur'an
Subscribe to:
Post Comments (Atom)